Makna Ngelebur dalam Upacara Ngaben pada Masyarakat Bali Aga di Desa Penglipuran, Bangli
DOI:
https://doi.org/10.54082/jupin.353Kata Kunci:
Bali Aga, Desa Penglipuran, Ngelebur, Tradisi NgabenAbstrak
Upacara Ngaben atau disebut juga upacara Pelebon merupakan salah satu upacara keagamaan yang dilaksanakan oleh masyarakat Hindu yang memiliki arti melebur, yaitu kembalinya raga (stula sarira) kepada Panca Maha Bhuta (lima unsur dasar yang menyusun mikrokosmos/manusia). Pelaksanaan upacara Ngaben pada masyarakat Hindu, khususnya di Bali memiliki keunikan tersendiri, sebab masing-masing masyarakat adat memiliki perbedaan dalam memaknai Ngaben, termasuk masyarakat desa adat Penglipuran yang memiliki perspektif tersendiri. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Terdapat tiga tahapan dalam penelitian ini, yaitu melalui tahap observasi, wawancara, dan studi dokumen. Adapun objek penelitian ini terletak di desa Penglipuran, Bangli. Fokus dari penelitian ini adalah mengenai fenomena upacara Ngaben yang dilaksanakan oleh masyarakat adat Penglipuran yang termasuk dalam suku Bali Aga yang dipercaya merupakan suku asli Bali yang mendiami wilayah Bali sebelum kedatangan suku Bali Majapahit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi pelaksanaan upacara Ngaben pada masyarakat Bali Majapahit dilakukan melalui tradisi pembakaran jenazah. Sedangkan pada masyarakat Bali Aga, khususnya di desa Penglipuran tidak selalu dilakukan dengan mengadakan prosesi pembakaran jenazah, melainkan dengan melakukan prosesi penguburan mayat. Hal ini berkaitan dengan kepercayaan masyarakat adat Penglipuran bahwa melebur atau penduduk lokal menyebutnya dengan istilah ‘ngelebur’ memiliki esensi bahwa melalui prosesi penguburan jenazah, pada akhirnya tetap akan mengembalikan raga kepada Panca Maha Bhuta.
Referensi
Archigreen, J., Nyoman, I., & Paramadhyaksa, W. (2016). Konsepsi Panca Mahabhuta dalam Perwujudan Arsitektur Tradisional Bali. 3(5), 1–14.
Creswell, J. W. . (2017). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed (A. Fawaid & S. Z. Qudsy, Eds.; 6th ed.). Pustaka Pelajar.
Dewi Sartika, L., Joebagyo, H., & Susanto. (n.d.). Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Integrasi Local Wisdom Catur Guru Sebagai Civic Intelligence. www.kemendikbud.go.id
Jumaidi, S., & Indriawati, T. (2023, March 15). Dua Suku Bangsa Asli di Bali. Kompas. https://www.kompas.com/stori/read/2023/03/15/210000579/dua-suku-bangsa-asli-di-bali?page=all
Keriana, I. K. (2007). Prosesi Upakara Dan Yadnya. Rhika Dewata.
Moleong, L. J. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif (36th ed.). Remaja Rosdakarya.
Puspa, A. A. O. (2019). Ngaben Swastha Gheni Menurut Lontar Yama Purwana Tattwa (I. G. Suwantana, Ed.; II). ESBE Buku.
Putra, I. N. M. (2021). Spirit Manusa Yajna dan Menyama Braya Sebagai Etika Sosial Masyarakat Hindu Bali. Purwadita: Jurnal Agama Dan Budaya, 1(1), 1–8. https://doi.org/10.55115/purwadita.v5i1.1423
Rahmayanti, Y. (2021, October 11). Upacara Ngaben dalam Agama Hindu: Tahap Pelaksanaan Upacara Ngaben dan Jenis Upacara Pengabenan. Tribun News. https://m.tribunnews.com/nasional/2021/10/11/upacara-ngaben-dalam-agama-hindu-tahap-pelaksanaan-upacara-ngaben-dan-jenis-upacara-pengabenan?page=all
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (I). Alfabeta.
Swastika, I. K. P. (2018). Ngaben (II). CV. Kayumas Agung.
Tim Detik Bali. (2022, August 25). Contoh Upacara Manusa Yadnya Menurut Tradisi Hindu Bali. DetikCom. https://www.detik.com/bali/budaya/d-6252598/contoh-upacara-manusa-yadnya-menurut-tradisi-hindu-bali
Tim Editor Kumparan. (2023, December 25). Pengertian dan Bagian-bagian Panca Yadnya dalam Agama Hindu. Kumparan. https://kumparan.com/berita-terkini/pengertian-dan-bagian-bagian-panca-yadnya-dalam-agama-hindu-21q1IvWoCOs/full
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2024 Kadek Suma Yanti, Ni Wayan Oka Yanti, I Putu Adi Saputra, Ruli Anto; I Ketut Laba Sumarjiana; Lianda Dewi Sartika

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.