Resepsi Khalayak terhadap Pelibatan dan Edukasi Perlindungan Satwa dalam Film Dokumenter Penjara Segara
DOI:
https://doi.org/10.54082/jupin.1819Kata Kunci:
Film Dokumenter, Industri Hiburan, Pelibatan Satwa, Penjara Segara, Resepsi KhalayakAbstrak
Pelibatan satwa dalam industri hiburan di Indonesia dewasa ini masih menjadi isu yang cukup memprihatinkan, terutama terkait pertunjukan satwa lumba-lumba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui resepsi khalayak dalam memaknai isu pelibatan satwa di industri hiburan dalam film dokumenter Penjara segara. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teori analisis resepsi Encoding-Decoding yang dicetuskan oleh Stuart Hall. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam kepada delapan informan yang merupakan mahasiswa sebagai penonton film dokumenter Penjara segara dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan pembacaan khalayak yang beragam, yakni terdapat 20 pembacaan dominan, 2 pembacaan negosiasi, dan 2 pembacaan oposisi. Pembacaan khalayak ini dipengaruhi oleh kerangka pengetahuan, pengalaman, dan nilai-nilai yang diyakini khalayak terkait pertunjukan satwa dan pengalaman menonton film, juga pemaknaan terhadap pesan-pesan yang disajikan dari film dokumenter Penjara segara. Posisi pembacaan khalayak didasarkan pada preferred reading yang disampaikan oleh produsen teks film dokumenter Penjara segara melalui wawancara mendalam.
Referensi
Agina, A. (2018). Black November (2012) and It’s Social Change Potential: Reactions From the Audience. Critical African Studies, 10(2), 212–225. https://doi.org/10.1080/21681392.2018.1463143
Aisha, S., Kurdaningsih, D. M., & Mulyadi, U. (2024). Resepsi Film Dokumenter Seaspiracy dalam Membangun Kesadaran Sosial Tentang Isu Kerusakan Lingkungan Laut. Jurnal Ilmiah Sultan Agung.
Bayu, A. (2020). Rente Ekonomi Perdagangan Satwa Liar Dan Terpinggirkannya Kesejahteraan Hewan. Jurnal Ekonomi Dan Kebijakan Publik Indonesia, 7(1).
Boissat, L., Thomas-Walters, L., & Veríssimo, D. (2021). Nature documentaries as catalysts for change: Mapping out the ‘Blackfish Effect.’ People and Nature, 3(6), 1179–1192. https://doi.org/10.1002/pan3.10221
Braulik, G. T., Taylor, B. L., Minton, G., Notarbartolo di Sciara, G., Collins, T., Rojas-Bracho, L., Crespo, E. A., Ponnampalam, L. S., Double, M. C., & Reeves, R. R. (2023). Red List Status and Extinction Risk of The World’s Whales, Dolphins, and Porpoises. Conservation Biology, 37(5). https://doi.org/10.1111/cobi.14090
Dhiyaul Hak, M. F., Alifan, F. H., Hilda, N., Tristanti, L., & Prihantoro, F. (2024). Critical Animal Studies: Eksploitasi Penyiksaan Hewan untuk Konten Media Sosial sebagai Ancaman Kesejahteraan Hewan di Indonesia. Jurnal Sosial Dan Humaniora, 9(2).
Erlangga, R. S., Koswara, I., & Subekti, P. (2025). Pemanfaatan Film Dokumenter sebagai Media Komunikasi Krisis dalam Isu-isu Lingkungan. Warta ISKI, 8(1), 92–102. https://doi.org/10.25008/wartaiski.v8i1.357
Fadhella, R., Kharin, B. Des, Kefi, P. S. D., & Rahmanita, M. (2023). Peran dan Pengelolaan Ekowisata Satwa Liar Non Penangkaran Kawasan Punggualas di Taman Nasional Sebangau Kabupaten Katingan. Jurnal Ilmiah Pariwisata, 28(1), 100. https://doi.org/10.30647/jip.v28i1.1675
Fanny, V., & Redi, A. (2018). Perlindungan Lumba-Lumba Sebagai Satwa Langka Yang Dilindungi Dari Tindakan Penempatan Dan Atraksi Hiburan Yang Tidak Sesuai. Jurnal Hukum Adigama. http://www.kemenpar.go.id/asp/detil.asp?c=117&id=1198,
Fauzi, A. (2018). Dinamika Relasi Manusia dan Hewan dalam Sinema Asia Tenggara. BALAIRUNG: Jurnal Multidisipliner Mahasiswa Indonesia, 1(2). http://bikyanews.com/83904/creating-a-kinder-asia-for-animals/
Hall, S., Hobson, D., Lowe, A., & Wiilis, P. (2005). Culture, Media, Language: Working Papers in Cultural Studies. Taylor and Francis.
Lei, L. (2025). Appraisal as a Weapon of Killing: an Ecocritical Discourse Analysis of Animal Depiction in Nature Documentary Series The Blue Planet. Language Sciences, 110. https://doi.org/10.1016/j.langsci.2025.101725
Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldana, J. (2014). Qualitative Data Analysis - A Methods Sourcebook (H. Salmon, Ed.; 3rd ed.). SAGE Publications.
Penjara Segara. (2022). Film Dokumenter Penjara Segara [Video recording]. Silent Marry Creative.
Setiawan, W. (2022, May 16). Meski Tersisa 10 Ekor, Lumba-lumba Vaquita Punya Harapan untuk Lestari.
Sibanda, M. N. (2024). The Constructions of Ndebele Identity in Skyz Metro FM: An Audience Reception Study. Journal of Asian and African Studies. https://doi.org/10.1177/00219096241230493
Tali, M. (2022). Transnational Therapeutic Memories: Remembering Forced Migration in Documentary Film. Memory Studies, 15(3), 551–562. https://doi.org/10.1177/17506980221092875
Waller, R. L., & Iluzada, C. L. (2020). Blackfish and SeaWorld: A Case Study in the Framing of a Crisis. International Journal of Business Communication, 57(2), 227–243. https://doi.org/10.1177/2329488419884139
Warden, R., & Stirling, F. J. (2025). Documental Health: Exploring Documentary Films as a Therapeutic Resource. Arts in Psychotherapy, 95. https://doi.org/10.1016/j.aip.2025.102320
Wildlife Conservation Society. (2024). Wildlife: Whales & Coastal Dolphins. Wcs.Org. https://www.wcs.org/our-work/wildlife/whales-coastal-dolphins
Xie, Y., Yasin, M. A. I., Alsagoff, S. A. B. S., & Ang, L. H. (2022). An Overview of Stuart Hall’s Encoding and Decoding Theory with Film Communication. Multicultural Education, 8(1). https://doi.org/10.5281/zenodo.5894796
Yasa, D. P. Y. A. T., & Payuyasa, I. N. (2019). Pemanfaatan Film Dokumenter The Cove sebagai Media Kampanye Penyelamatan Lumba. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 8(2).
Yogayama, A. J., Indriani, S. S., & Syuderajat, F. (2025). Analisis Resepsi Dampak Negatif Media Sosial dalam Film The Social Dilemma. Comdent: Communication Student Journal, 2(2), 389–404. https://doi.org/10.24198/comdent.v2i2.46325
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 Muhammad Arif Fadhlurrohman, Dadang Rahmat Hidayat

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.



