Analisis Kolaborasi Interprofesional Apoteker dan Dokter dalam Penanganan Hipertensi di Puskesmas Kota Semarang Menggunakan Model Collaborative Working Relationship

Penulis

  • Fransisca Gloria Program Studi S1 Farmasi, STIKES Telogorejo Semarang, Indonesia
  • Revly Ana Auleina Program Studi S1 Farmasi, STIKES Telogorejo Semarang, Indonesia
  • Gilang Rizki Al Farizi Program Studi S1 Farmasi, STIKES Telogorejo Semarang, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.54082/jupin.1570

Kata Kunci:

Apoteker, Dokter, Hipertensi, Interprofesional Kolaborasi, Puskesmas

Abstrak

Latar Belakang:Interprofesional kolaborasi merupakan proses komunikasi dan proses pengambilan keputusan bersama dengan tujuan untuk mencapai keberhasilan terapi pasien dengan saling menghormati kualitas dan kemampuan dari setiap tenaga kesehatan. Setiap profesi kesehatan harus terjalin dalam arahan yang sama untuk mencapai visi yang sama dan harus mengerti peran dan tugas kerja masing-masing sehingga dapat mengoptimalkan outcome klinis dari dalam menangani penyakit kronis, Salah satu penyakit yang membutuhkan kolaborasi yang efektif dan optimal antara apoteker dan dokter adalah penyakit hipertensi. Hal ini disebabkan karena hipertensi merupakan salah satu penyakit dengan angka mortalitas dan morbiditas yang sangat tinggi di dunia. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran interprofesional kolaborasi apoteker-dokter dalam menangani pasien hipertensi di Puskesmas Kota Semarang. Metode: Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan observasional dengan desain cross sectional periode Juni – Juli 2022 dengan menggunakan model Collaborative Working Relationship (CWR). Hasil: Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh apoteker dan dokter masing-masing berjumlah 33 orang yang bekerja di Puskesmas Kota Semarang dengan total 33 Puskesmas. Analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif univariat. Kesimpulan: Berdasarkan domain kepercayaan, spesifikasi peran dan hubungan inisiasi antara apoteker dan dokter dalam pelayanan pasein Hipertensi dipuskesmas kota semarang termasuk katagori baik.

Referensi

Abdulkadir, W. S., 2017. Model Kolaborasi Dokter, Apoteker, dan Direktur terhadap Peningkatan Efektivitas Teamworkdi Rumah Sakit. Jurnal Farmasi Klinik Indonesia, 3(6), hal. 210–219.

Al-Jumaili, A. A., Al-Rekabi, M. D., Doucette, W., Hussein, A. H., Abbas, H. K., & Hussein, F.H. (2017). Factors Influencing the Degree of Physician–Pharmacist Collaboration within Iraqi Public Healthcare Settings. International Journal of Pharmacy Practice, 25(6), 411–417. https://doi.org/10.1111/ijpp.12339

Ayu, G. A. K., & M. Syaripuddin, 2019. Peranan Apoteker dalam Pelayanan Kefarmasian pada Penderita Hipertensi. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 1(15), hal. 10-21.

Bradley, F., R. Elvey, D. M. Ashcroft, et.all., 2008. The Challenge of Integrating Community Pharmacists Into the Primary Health Care Team: A Case Study of Local Pharmaceutical Services (LPS) Pilots and Interprofessional Collaboration. Journal of Interprofessional Care, 22(3), hal. 387–398.

Bradley, F., R. Elvey, D. M. Ashcroft, et.all., 2012. Integration and Differentiation: A Conceptual Model of General Practitioner and Community Pharmacist Collaboration. Research in Social and Administrative Pharmacy. Elsevier Inc, 8(1), p. 36-46.

Doucette, W. R., Nevins, J., & McDonough, R. P. (2005). Factors Affecting Collaborative Care Between Pharmacists and Physicians. Research in Social and Administrative Pharmacy,1(4), 565–578. https://doi.org/10.1016/j.sapharm.2005.09.005

Gloria, F., L. Pristianty, & A. Rahem, 2021. Analisis Kolaborasi Apoteker dan Dokter di Puskesmas Surabaya dari Pespektif Dokter. Jurnal Farmasi Dan Ilmu Kefarmasian Indonesia, 2(8), hal. 132-138.

Howard-Thompson A, Farland MZ, Byrd DC, et al. (2013), Pharmacist-Physician Collaboration for Diabetes Care: Cardiovascular Outcomes. Annual Pharmacother. 2013.

Kozier, 2010. Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis. Edisi 5. Jakarta: EGC. Lawrence, P. A., & J. W. Lorsch, 1967.Organization and Environment: Managing Differentiation and Integration. Boston MA: Harvard University Press.

Kusumowardani, A., & A. Puspitosari, 2014. Hubungan Antara Tingkat Depresi Lansia dengan Interaksi Sosial Lansia di Desa Sobokerto Kecamatan Ngemplak Boyolali. Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, 3(5), hal. 106-214.

Leever, A. M., M. V. D. Hultst, A, J. Brendsen, et.all., 2010. Conflict and Conflict Management in the Collaboration Between Nurses and Physician, a Qualitative Study. Journal of Onterprofesional Care, 6(24), p. 612-624.

Liu, Y., Doucette, W. R., & Farris, K. B. (2010). Examining The Development Of Pharmacist Physician Collaboration Over 3 Months. Research in Social and Administrative Pharmacy, 6(4), 324–333. https://doi.org/10.1016/j.sapharm.2009.11.002

Mcdonough, R. P. and Doucette, W. R. (2001) ‘Developing Collaborative Working Relationships Between Pharmacists and Physicians’, 41(202), pp. 682–692.

Nanurlaili. S.W & Sudhana. I.W. 2014. Gambaran Kepatuhan Minum Obat Dan Peran Serta Keluarga Pada Keberhasilan Pengobatan Pasien Hipertensi Di Desa Timbrah Kecamatan Karangasem Pada Januari 2014. Ejournal Universitas Udayana. 1(1), 1-6.

Permenkes RI, 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 44 tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen di Puskesmas. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Permenkes RI, 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.74 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Rathbone, A. P., S. M. Mansoor, I. Krass, et.all., 2016. Qualitative Study to Conceptualise a Model of Interprofessional Collaboration Between Pharmacists and General Practitioners to Support Patients Adherence to Medication . BMJ Open, 6(3), p. 1-9

Ribeiro, C. D., V. R. Resqueti, L. Lima, et.all., 2015. Educational Interventions for Improving Control of Blood Pressure in Patients with Hypertension: A Systematic Review Protocol. BMJ Open, 5, p. 1-5.

Shabrina Umi Rahayu, dan Ni Made Trisnawati. 2014. Analisis Pendapatan Keluarga Wanita Single Parent (Studi Kasus Kelurahan Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan,Kota Denpasar). Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan. 7(2), hal.83-89.

Simanjuntak, Payaman J. 1985. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: LP– FE,UI.

Siyoto, Sandu dan Sodik, M. A. (2015) Dasar Metodologi Penelitian. 1st edn. Yogyakarta: Literasi Media Publishing.

Sugiyono (2007) Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta

Titania, E. L. 2019. Pentingnya Kolaborasi Antar Tenaga Kesehatan dalam MenerapkanKeselamatanPasienAvailable:https://www.scribd.com/document/460599115/Pentinya- kolaborasi [diakses 03 Desember 2021].

Zillich, A. J., R. P. McDonough, L. B. Carter, & W. R. Doucette. 2004. Influential Characteristics of Physician/ Pharmacist Collaborative Relationships. Annals of Pharmacotherapy. Research Article, Available: https://doi.org/10.1345/aph.1D419 [diakses 05 Desember 2021].

Diterbitkan

06-06-2025

Cara Mengutip

Gloria, F., Auleina, R. A., & Farizi, G. R. A. (2025). Analisis Kolaborasi Interprofesional Apoteker dan Dokter dalam Penanganan Hipertensi di Puskesmas Kota Semarang Menggunakan Model Collaborative Working Relationship. Jurnal Penelitian Inovatif, 5(2), 1715–1724. https://doi.org/10.54082/jupin.1570

Terbitan

Bagian

Artikel