Tinjauan Literatur: Patogenesis Infeksi Ancylostoma duodenale pada Manusia Terkait Sanitasi Lingkungan
DOI:
https://doi.org/10.54082/jupin.1537Kata Kunci:
Anyclostoma Duodenale, Infeksi, SanitasiAbstrak
Ancylostoma duodenale merupakan salah satu jenis cacing tambang (Soil-Transmitted Helminths/STH) yang sering ditemukan di daerah dengan sanitasi lingkungan yang buruk dan kebersihan pribadi yang rendah. Infeksi ini menyebabkan masalah kesehatan serius seperti anemia dan defisiensi zat besi, terutama pada anak-anak usia sekolah yang rentan karena sering berinteraksi langsung dengan tanah yang terkontaminasi. Telur cacing Ancylostoma duodenale yang keluar bersama feses dapat berkembang di tanah dengan suhu optimal 23–33 °C, menetas menjadi larva rabditiform, kemudian berkembang menjadi larva filariform infektif dalam 5–10 hari. Larva ini dapat menembus kulit manusia dan bermigrasi melalui pembuluh darah ke jantung, paru-paru, bronkus, tenggorokan, esofagus, hingga akhirnya menetap dan berkembang biak di usus halus. Meskipun beberapa penelitian menunjukkan korelasi yang tidak signifikan antara sanitasi lingkungan dan infeksi, kebersihan pribadi secara konsisten menunjukkan hubungan yang lebih kuat terhadap kejadian infeksi. Buang air besar sembarangan dan kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan serta tidak memakai alas kaki merupakan faktor risiko utama penularan. Tinjauan literatur ini bertujuan untuk mengkaji mekanisme infeksi Ancylostoma duodenale pada manusia melalui pendekatan sistematis untuk memperkaya pemahaman tentang patogenesis infeksi dan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat, serta mengidentifikasi intervensi yang efektif untuk pencegahan dan pengendalian penyakit berbasis tanah.
Referensi
Alifia, L. I. (2021). Peran Air dan Sanitasi terhadap Pencegahan Infeksi Soil-Transmitted Helminths. CoMPHI Journal: Community Medicine and Public Health of Indonesia Journal, 2(1), 139–147. https://doi.org/10.37148/comphijournal.v2i1.26
Armaijn, L., Darmayanti, D., Buyung, S., & Hidayat, R. (2023). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Risiko Kecacingan pada Anak Sekolah Dasar di Kota Ternate. Malahayati Nursing Journal, 5(8), 2486–2498. https://doi.org/10.33024/mnj.v5i8.9284
Armiyanti, Y., Yudinda, B. A., Fatmawati, H., Hermansyah, B., & Utami, W. S. (2023). Kontaminasi Sumber Air oleh Cacing Usus dKan Higiene Sanitasi sebagai Faktor Risiko Infeksi Helminthiasis pada Petani. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, 22(1), 60–68. https://doi.org/10.14710/jkli.22.1.60-68
Aulia, A. C. P., Hasyim, H., & Sunarsih, E. (2023). Faktor Risiko Sanitasi terhadap Infeksi Soil-Transmitted Helminth di Pemukiman Lahan Basah. Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal, 13(3), 779–788. https://doi.org/10.32583/pskm.v13i3.978
Becker, S. L., Liwanag, H. J., Snyder, J. S., Akogun, O., Belizario, V., Freeman, M. C., Gyorkos, T. W., Imtiaz, R., Keiser, J., Krolewiecki, A., Levecke, B., Mwandawiro, C., Pullan, R. L., Addiss, D. G., & Utzinger, J. (2018). Toward the 2020 goal of soil-transmitted helminthiasis control and elimination. PLoS Neglected Tropical Diseases, 12(8), 1–17. https://doi.org/10.1371/journal.pntd.0006606
Harminarti, N., Irawati, N., Rusjdi, S. R., & Nofita, E. (2024). Dampak Perilaku Sehat Dengan Infeksi Cacing Yang Ditularkan Melalui Tanah di SDN 21 Batang Anai Padang Pariaman Prevalensi kecacingan ini sangat Anak Sekolah Dasar merupakan sumber daya manusia yang sangat penting untuk bervariasi dari satu daerah ke daer. 2(2). https://doi.org/10.33533/segara.v2i2
Husaini, F., Saragih, C. R. R., Rahma, H., & Lubis, I. A. (2022). Perbedaan Kejadian Kontaminasi Sth Pada Kubis Dan Selada Di Pasar Tradisional Dan Modern Kota Medan. Jurnal Kedokteran STM (Sains Dan Teknologi Medik), 5(2), 141–151. https://doi.org/10.30743/stm.v5i2.330
Irawan, N. A., Sari, Y., Haryati, S., & Negara, K. S. P. (2024). Gambaran Sanitasi Lingkungan dan Status Gizi dengan Infeksi Kecacingan pada Siswa Madrasah Ibtidaiyah Singosari, Boyolali. Plexus Medical Journal, 3(1), 16–26. https://doi.org/10.20961/plexus.v3i1.1085
Lydia Lestari, D. (2022). Infeksi Soil Transmitted Helminths pada Anak. Scientific Journal, 1(6), 423–433. https://doi.org/10.56260/sciena.v1i6.75
Nareswari, S. (2015). Cutaneous Larva Migrans yang Disebabkan Cacing Tambang. Jurnal Kedokteran Unila, 5(9), 129–133.
Suci Wahyuningtyas, Sresta Azahra, A. R. H. (2022). Identifikasi Telur Cacing Tambang ( Hookworm ) Pada. BJSME: Borneo Journal of Science and Mathematics Education, 2(3), 159–174.
Vivi Purwandari, Mahyuni Harahap1, Liver Imam Putra Zai1, M., & Mubarakh1, A. (2023). Jurnal Kimia Saintek dan Pendidikan. Jurnal Kimia Saintek Dan Pendidikan, 7(1), 72–78.
Yani, S. I. (2021). Hubungan Sanitasi Dengan Infeksi Telur Cacing Pada Anak Sekolah Dasar. Meditory : The Journal of Medical Laboratory, 9(1), 37–43. https://doi.org/10.33992/m.v9i1.1344
Zulkifli AK, Asnawi Abdullah, Y. M. (2023). Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Cacingan Pada Murid Di Sekolah Dasar Negeri 18 Kecamatan Jaya Baru Kota Banda Aceh Tahun 2022. Journal of Health and Medical Science, 2, 197–204. https://doi.org/10.51178/jhms.v2i1.1210
WHO, 2023 Soil-transmitted helminth infections, Diakses dari https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/soil-transmitted-helminth-infections
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 Tsalisa Shofia Afia, Nindi Aulya, Iqlima Nur Ayu Yulianti, Silvi Aulia Utami, Nabila Sahda Haibah, Popi Sopiah, Dini Afriani
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.
