Hubungan Antara Kesiapan Menikah dengan Persepsi Mengenai Bimbingan Pranikah di GKJ Klasis Jakarta Bagian Timur

Penulis

  • Risha Aprilia Dwi Nugroho Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana, Indonesia
  • Ratriana Yuliastuti Endang Kusumiati Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.54082/jupin.1376

Kata Kunci:

Bimbingan Pra Perkawinan, Kesiapan Menikah, Persepsi Bimbingan Pranikah

Abstrak

Persepsi bimbingan pranikah yaitu suatu proses pengolahan informasi yang diterima oleh panca indra mengenai pembelajaran untuk menyiapkan pasangan menuju ke jenjang pernikahan. Bimbingan pranikah bertujuan untuk membantu pasangan memahami dan juga menantang ekspektasi yang tidak realistis yang dimiliki terhadap diri sendiri dan juga hubungan mereka. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pertengkaran dan perselisihan menjadi faktor yang paling utama yang menyebabkan pasangan berpisah. Dari total kasus yang ada, sebanyak 251.125 perceraian dipicu oleh konflik rumah tangga yang tidak kunjung usai. Penelitian kuantitatif korelasional ini bertujuan menganalisis hubungan antara persepsi bimbingan pranikah dan kesiapan menikah pada individu yang mengikuti Bina Pra Perkawinan (BPP) di GKJ Klasis Jakarta Bagian Timur. Sampel pada penelitian ini berjumlah 23 orang yang dipilih melalui teknik sampling jenuh. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi bimbingan pranikah dengan kesiapan menikah. Berdasarkan hasil penelitian, bimbingan pranikah yang diadakan harus dapat lebih bervariatif agar calon pengantin dapat mengikuti bimbingan pranikah dengan lebih baik dan siap untuk menjalani kehidupan berumah tangga.

Referensi

Arnett, J. J. (2015). The oxford handbook of emerging adulthood. Oxford University Press.

Anindiya, V. S., & Adiyanti, M. G. (2020). Validasi modul “perekat” untuk meningkatkan kesiapan hidup perkawinan pada pasangan pranikah. Gadjah Mada Journal of Professional Psychology, 6(2), 151-164. https://doi.org/10.22146/gamajpp.54866

Azhari, N. H., Sardin, S., & Hasanah. V. R. (2020). Efektivitas pelaksanaan bimbingan perkawinan pranikah calon pengantin dalam meningkatkan kesiapan menikah. Indonesian Journal of Adult and Community Education, 2(2), 19-27. https://doi.org/10.17509/ijace.v2i2.30877

Bell, & Henning, L. (1981). Rational suggestions for premarital counselling. Journal of Marital and Family Therapy, 6, 69-73. https://psycnet.apa.org/doi/10.1111/j.1752-0606.1981.tb01353.x

Carroll, J. S., Badger, S., Willoughby, B. J., Nelson, L. J., Madsen, S. D., & Barry, C. M. (2009). Ready or not?: Criteria for marriage among emerging adults. Journal of adolescent research, 24(3), 349-375. https://doi.org/10.1177/0743558409334253.

Clarke L, & Berrington A. (1998). Socio-demographic Predictors of Divorce. High Divorces Rates: The State of the Evidence on Reasons and Remedies. Lord Chancellor’s Department.

Eastman, M. (1983). Education for Family Life: A Survey of Available Programs and Their Evaluation, Occasional Paper No.4. Institute of Family Studies.

Holman, T. B., & Li, B. D. (1997). Premarital factors influencing perceived readiness for marriage. Journal of Family Issues, 18(2), 124–144. https://psycnet.apa.org/doi/10.1177/019251397018002002.

Larson, J. H., & LaMont, C. (2005). The relationship of childhood sexual abuse to the marital attitudes and readiness for marriage of single young adult women. Journal of Family Issues, 26(4), 415-430. http://dx.doi.org/10.1177/0192513X04270474.

Mawaddah S, Safrina L, Mawarpuri M, & Faradina S. (2019). Perbedaan kesiapan menikah pada dewasa awal ditinjau dari jenis kelamin di banda aceh. Jurnal Empati, 8(1), 320-328. https://doi.org/10.14710/empati.2019.23649.

Nurhayati, E. (2012). Psikologi perempuan. Pustaka Pelajar.

Restiyanti, P., & John, J.O.I. (2005). Perilaku konsumen. Penerbit ANDI.

Schumm, W.R., & West, D. R. (2001). Development of three new scales for assessing clients perspectives on premarital counseling. Psychological Reports, 88(3), 1071-1074. https://doi.org/10.2466/pr0.2001.88.3c.1071.

Senediak, C. (1990). The value of premarital education. Australian and New Zealand Journal of Family Therapy, 11(1), 26–31. https://psycnet.apa.org/doi/10.1002/j.1467-8438.1990.tb00784.x.

Smith, M. B., & Lakadjo, M. A. (2018). Bimbingan dan konseling pranikah untuk meningkatkan persiapan pernikahan pada masa dewasa awal. Prosiding.

Sugiyono. (2019). Metode penelitian kuantitatid, kualitatid dan R&D. Alfabeta.

Sundani, F. L. (2018). Layanan bimbingan pranikah dalam membentuk kesiapan mental calon pengantin. Irsyad: Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam, 6(2).

Riadi, T. (2024). Bimbingan pra nikah dan pemahaman peran suami istri di KUA kecamatan masbagik. Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam, 2(2), 96-106. https://doi.org/10.37216/taujih.v2i2.1349

Tsania, N., Sunarti, E., & Krisnatuti, D. (2015). Karakteristik keluarga, kesiapan menikah istri, dan perkembangan anak usia 3-5 tahun. Jurnal ilmiah keluarga dan konseling, 8(1), 28-37. http://dx.doi.org/10.24156/jikk.2015.8.1.28.

Diterbitkan

10-04-2025

Cara Mengutip

Nugroho, R. A. D., & Kusumiati, R. Y. E. (2025). Hubungan Antara Kesiapan Menikah dengan Persepsi Mengenai Bimbingan Pranikah di GKJ Klasis Jakarta Bagian Timur. Jurnal Penelitian Inovatif, 5(2), 823–830. https://doi.org/10.54082/jupin.1376

Terbitan

Bagian

Artikel